. Aztriana 'cenceng' IniBlogku: Diana Adikku...

Rabu, 06 April 2011

Diana Adikku...


Ada segores pedih saat ku ukir namamu dik.. Perih seakan ribuan belati menusuk k hati, meninggalx gumpalan sedih d lubang rasaku.. Penyesalan yg tak berujung, y mbuatku merutuki diri ini yg bgt egois. Allah.. Ampuni aku.. Adik maafkan kakak..

Ku kenal kau pertama kali saat kita masih bpakaian putih abu2.. Masih ku ingat sinar matamu saat ku msk k kelasmu mengajak kau dan teman2mu memanfaatx wkt kalian d sela wkt luang dlm sbuah majelis ilmu.. Kajian jumat, y rutin ku jalanx bsama teman2 akhwatku d rohis.. Sayangx sprtx teman2mu tdk bgt merespon, mrk lbh suka mhabisx wktx dg bgosip dan hal2 y tdk bmanfaat, tp kau bbeda.. Kau dtg, dgn wajah penuh riang.. Dik.. Sampai skrg msh ku ingat senyuman y tak pernah lepas dr wajahmu.. Senyuman y dpt menghilangx sgala penat dan lelahku krn tugas2 y menumpuk, program kerja d rohis y bgt padat, rapat2 dan pertemuan y bgt melelahx. Tp kau.. Yah kau tetap riang & seolah mengajarkan kami kakak2mu u tetap semangat dan menikmati smua dg riang.

Kau semakin dkt pada kami, kau bgt mudah menyerap sgl pengetahuan y kami bagikan pd mu, kau cerdas dik, mungkin krn kau belajar dg hati, kau bgt mudah menerima kebaikan, kau hanif dik, hatimu bgt lembut dg kebenaran.. Allahu akbar, malux aku dik saat menyadari btp bnyk ksombongan d hatiku, tak seperti kau y sgt bsahaja..

Aku mulai menyadari, kau bgt bbeda dg teman2mu kau bgt dkt pd kami seniormu, bahkan sgt manja, bbeda dg teman2mu y cukup segan pd kami. Tapi aku suka sifatmu dik, aku seolah mpunyai adik br.. Kau sgt perhatian pada kami, tutama pdku itu y kurasa dulu, setiap d sela jam istirahat kau pasti sll mbwax coklat u ku, dan bbisik pdku "kak, jgn bilang2 sm kak uphi, aq cuma kasi kakak, hehe" katamu dgn wajah penuh rahasia, aku tertawa, menyambutx jg dgn wajah tak kalah licik.. Haha.. (uphi mungkin kamu ingat itu.. Lucunya adik kita y 1 ini). Tp tnyata aq salah, kau melakukan hal y sama pd uphi, hahaha.. Kami tertipu, tp kami senang, bgtlah caramu mbuat kami mrasa bgt kau cintai.. Allah bgt bnyk y dia ajarx pd kami..

Hari itu kau dtg pdku, dgn wajah penuh semangat lbh dr biasax, kau btanya pdku
"kak, aku mau kayak kakak. Menutup aurat dg sempurna" Allahu akbar aku mnyambut dg bgt bhagia ku sampaix pd uphi, hilda dan ade, serta akhwat lainx, mereka merespon dg tak kalah bahagia.. Kau memintaku mnemanimu mbeli kain, tentu sj aku mau, subhanallah senangx aq wkt itu..

Bbrp hari kmdn kau dtg dgn wajah cemas, kau ceritax bhw keluargamu tak senang dg perubahanmu, bahkan pernah mrk menyembunyikan jilbabmu. Kau ragu kini. Ku coba yakinkan pd mu bhwa Allah lah sebaik2 penolong, tak akan ada y bs mnyakitimu dlm lindunganNya.. Kau menangis, ku ajak kau k mushalah. Qt shalat duha, dan stlahx kau bkata, "aku mantap u memakainya kak"
subhanallah, Engkau Penguasa hati makhlukMu..
Esokx kau dtg, dgn jilbab lebarmu, dgn wajah y sgt bahagia.. Ku peluk dan ku cium kau dg penuh sayang, ku cubit pipi tembemu y bsemu merah, smua akhwat memelukmu dgn bahagia, ahlan wa sahlan yaa ukhti, smoga kau tjaga dlm busana syar'i ini..

Kau smakin dkt padaku, sgt phatian pd kami smua, tak pernah singatku kau tak dtg mjengukku stiap aku sakit. Kau selalu dtg walau dlm kondisi sgt lelah.. Dik, kakak sgt bangga pdmu.. Kau smakin aktif, smua amanah y d berikan kau kerjax dgn pnuh semangat.. Bahkan rasax tanpa kau kami sgt repot. Kami sgt sayang padamu dik.

Tak terasa 2 tahun kbersamaan kita.. Aku lulus, dan harus meninggalx sekolah kita tcinta, meninggalx rohis SPM KARAMAH (Siswa Pencinta -Mushallah Kerukunan Remaja Mushallah Aliyah) y kami rintis dr awal dgn penuh pjuangan, akhwat2 ku, adik2 mentorku, pjuangan kami.. Aku harus meninggalx mrk smua.. Tmasuk kau dik, kau menangis, kau minta pd kami agar tak meninggalx kalian, yah, aku, kami berjanji. Akan lbh sering mengunjungimu, tak akan bhenti mperhatikan mu dan y lain.. Tapi tnyata..

Smua hanya janji, kami masuk dlm lingkungan kuliah, y ksibukanx tak main2, tlebih aku y mengambil fakultas plg sibuk d antara smua fakultas.. Aku tak menepati janji, aku ingkar pd mu dik, Allah ampuni aku..
Aku melupakanmu, aku mulai sibuk d lembaga dakwah kampusku, y jg meminta phatian y sgt besar.. Kuliah2ku, lab2 ku y mbuatku tak punya wkt u y lain tmasuk pd mu.. Aku mulai mlupakanmu. Tp kau bgt sering menelponku..

Yah..telpon2mu dik.. Allah, jika mengingat ini, sungguh penyesalanku sakan tak ada habisnya.. Kau bgt sering menelponku, mceritax smua kadaan d SMU qt, tentang keluargamu y smakin menentangmu, ttg saudaramu y sgt mbencimu, ttg tak ada org y bs kau tmpati bcerita.. Kadang kau menelpon sampai 2 jam. Dan aku y bgt egois, mulai bosan dgn smua keluhanmu.. Aku y kadang bgt lelah dgn rutinitasku, y hanya mcuri wktu u istirahat, jg harus tganggu dgn telp2mu.. Ampuni hamba ya Rabb.. Aku mulai mhindarimu, tak ku jwb telpon2mu, tp kau tak marah.. Suatu hari, kau dtg k rumah dgn wajah letih, tak ku temukan kceriaan itu lg. Ada y aneh pd dirimu dik, aku sgt tkejut melihatx..

Wajahmu yang dulu penuh semangat dan selalu dihiasi senyum,keceriaan dulu yang biasnya mampu mengobarkan semangat orang2 di sekitarmu. Kini begitu berbeda, kau begitu pucat, kuyu, tanpa semangat hidup seperti dulu.. Tubuhmu dik... Allah... ada apa dengan mu? dulu kau begitu gemuk menggemaskan, dengan pipi tembem yang sangat lucu hingga matamu yang sipit akan semakin kecil saat kau tersenyum kami (akhwat2) di rohis dulu sering menyebutmu "Roti pawaku" dan kau akan membalasnya dengan wajah cemberut, yang kemudian diikuti dengan merajuk... tapi kini, kau sangat kurus dik... sakit kah kau?. ini memang pertemuan pertama kita setelah aku lulus, selama ini kita hanya berkomunikasi melalu telepon..

Dulu setiap kali kita berkumpul kau akan menceritakan semua pengalamanmu padaku, bibirmu akan terus berceloteh tanpa henti, dengan riang dan semangat.. aku selalu menjadi pendengar setiamu... tapi kini kau hanya diam, tercenung tanpa berkata apa-apa...
Saat ku tanya kau dari mana? kau hanya menjawab dengan singkat bahwa kau hanya kebetulan lewat setelah pulang tarbiyah... lalu selebihnya kau hanya diam... Tahu kah kau dik, betapa banyak yang ingin ku tanyakan padamu? tapi aku tak ingin menambah penatmu dengan pertanyaan-pertanyaan ku.
jadi ku biarkan saja kau dalam diammu... hingga akhirnya kau tertidur... Ku tatap wajah tenang dalam dalam tidurmu... dik ada apa denganmu?
Lalu kau pamit, pergi tanpa sedikitpun cerita...

Aku kembali dalam duniaku, Kuliahku, labku, amanah dakwahku... Dan.. Ya Rabb, aku kembali melupakanmu dik, hingga kemudian ku terima sebuah telepon dari temanmu "Kak, Diana sakit, sudah 1 minggu dia tak masuk sekolah, kayaknya parah, kalau bisa kakak sempatkan waktu untuk menjenguknya, dia selalu menanyakan kakak dan akhwat2 yang lain" aku tercenung di ujung telefon, tak tahu tarus berbuat apa..

Saat aku dan akhwat2 lain tiba di rumahmu, segera kami ke kamarmu, kamar sempit yang pengap, hatiku miris, aku baru kali ini ke rumahmu dik, Rabb baru ku sadari betapa tak perhatiannya aku pada saudaraku yang memberiku parhatian luar biasa selama ini, hatiku perih melihat keadaanmu, tubuhmu begitu kurus seperti seonggok tulang berselimut kulit, aku bahkan tak mampu mengenalimu, tubuhku bergetar, dadaku sesak menahan tangis, air mata ku jatuh tak mampu ku bendung.. ku dekati kau, kau berusaha tersenyum tapi yang kulihat adalah ringisan menahan sakit. ku coba menahan perasaanku, ku peluk kau, ku cium keningmu, akhwat yang lain melakukan yang sama... kau tersenyum, mencoba menggapai tanganmu, ku raih dan ku genggam tangan kurusmu.. ku coba menghiburmu dengan berbagai cerita lucu, kau tertawa, akwat2 pun tertawa, tapi aku menangis di sini, di dalam hatiku, meratapi keacuhanku.. aku pamit tapi kau menahanku, maafkan kakak dik, harusnya dulu aku menemanimu lebih lama dalam kesakitanmu... ku coba bertanya pada ibu mu kenapa kau tak dibawah ke Rumah Sakit, dan kembali kutemukan jawaban yang menghempaskan perasaanku hingga hancur berkeping-keping, kau menderita kanker kelenjar getah bening. Dan karena ekonomi, tak punya biaya,kau hanya di bawah ke puskesmas, kau ke RS tapi di keluarkan karena tak punya biaya... Rabbana, apa gunaku selama ini, inikah ukhuwah yang selama ini ku gembargemborkan? inikah ikatan persaudaraan bagai satu tubuh yang selalu ku ikrarkan dalam setiap majelis yang ku bawakan? inikah kasih sayang yang ku serukan? Tidak, aku harus melakukan sesuatu untukmu dik... Saat itu segera ku bertanya pada kakakku dan katanya aku harus mengambil surat keterangan tidak mampu untukmu agar kau dapat segera di rawat secara geratis..Tunggu aku, aku akan berusaha.. ku bisikkan padamu bahwa aku pasti kembali..


Aku kembali menjengukmu dik bersama hilda dan uphi serta beberapa akhwat lain.. aku belum berhasil menyelesaikan urusan surat miskin itu, ternyata harus dengan berbagai macam prosedur, tapi aku akan berusaha dik.. kali ini kondisi mu semakin memburuk, kupeluk kau dan kau berkata "ini kak cenceng yah?" kau tersenyum.. Aku terperanjat, Rabbana... Dik apa kau tak melihatku? kau tersenyum dan berkata, "kak, afwan kalo bicara suaranya di kencengin yah, aku dah gak bisa liat dan gak bisa dengar lagi" Tubuhku bergetar, ku tahu wajahku pucat pasi saat itu, air mataku tak mampu ku bendung, aku menangis akhwat menarikku menjauh darimu, dalam pelukan akwat ku tumpahkan segala rasaku, sedihku, penyesalanku, dan ketakutanku... aku takut kau tak mampu bertahan dik... sungguh aku sangat taku kehilanganmut".
Kau tiba-tiba tak sadarkan diri, tak lama kemudian kau siuman lagi, begitu seterusnya... Allah, kurasakan aroma sakaratul maut semakin pekat di ruangan ini... ku raih tangan ringkihmu.. inilah tangan yang dulu sering memelukku dari belakang, menutup mataku dan menyuruhku menebak siapa dia, dan tentu saja aku tahu, tak ada tangan yang segemuk punyamu dik, saat ku katakan "pasti si roti pawa" kau tertawa... tapi kini tangan itu tak mampu bergerak lagi... ku usap air mata di pipimu dik, kau menangis, apakah kau merindukan ku, merindukan kami saudaramu, yang telah melupakanmu? sudihkah kau memaafkan kami dik? ku dekatkan bibirku ketelingamu, aku tak tahu apakah saat itu kau sadar atau tidak, ku bisikkan kalimatullah ku tuntun kau menyebut namaNya "La Ilaaha illallaah...la Ilaaha illallah..." bibirmu bergerak yang ku dengar kau berkata "Allah...Allah.." Rabbana inikah sakaratul maut... sesakit inikah... Ya.. Rabbul izzati... Allahummagfirlahu, Allahummarhamhu... Ampunilah dia, Rahmatilah dia...

Aku baru selesai shalat subuh, yang kemudian ku lanjutkan dengan Al ma'tsurat dzikir pagi, hari ini ku berencana mengambil surat keterangan miskin untukmu, yang dijanjikan selesai hari ini, aku sangat bersemangat, kau akan segera di rawat dik, saat baru saja aku hendak mandi, telepon berbunyi, ternyata dari ukhti Uni, mungkin dia mengajak menjengukmu lagi, tentu saja aku mau, tapi aku salah, berita yang ku terima sungguh sangat membuatku terguncang.. "Ukhti, adik kita Diana... Innalillahi wa innailaihi Rojiun" Aku tak mau berburuk sangka " Uni, kamu ngomong apa sih? ada apa? ngomongnya jangan nangis gitu..?" kataku mencoba menenangkan diri "Diana ukh, dia sudah nggak ada, dia meninggal tadi malam jam 1, kita doakan yah.. nanti kita sama2 melayat ke rumahnya" Rabbana... aku terdiam, tak mampu berkata-kata, serasa ada benjolan besar di tenggorokanku yang siap meledak, aku terdiam, tak ku hiraukan uni yang terus memanggilku dan terus menyuruhku bersabar.. ku terduduk.. menangis.. ku tumpahkan segala kesedihanku, penyesalanku, ke acuhanku, ketakpedulianku, keegoisanku... wajahmu terus berkelabat dalam benakku, senyummu, tawamu, manjamu, semangatmu... aku terus menangis...

Baru saja jenazahmu di bawah dari rumahmu, ibumu sejak tadi tak sadarkan diri. kakakmu yang kau bilang membencimu ternyata sangat mencintaimu, dia yang merawatmu selama kau sakit. dik, begitu banyak orang yang datang melayatmu, menghantar jenazahmu, mensholatimu.. aku hanya bisa diam menatap iringan membawamu ke rumah terakhirmu...
Dik, kakak tak mampu menemanimu lagi seperti dulu, tak akan ada lagi telfon2mu yang kini dan hingga kini ku rindukan dan ku tahu hanya akan berbalas kesedihan. Tak ada lagi coklat2 kejutan rasa cintamu pada kami... Tak ada lagi cerita2mu tentang masalah2mu yang kini dan hingga kini selalu ku nantikan dan ku tahu hanya berbalas kecewa.

Dik, maafkan kakak, Semoga kau tenang disana, semoga kau dapat menahan himpitan kubur yang kita semua akan merasakannya. Rabbana... Lapangkanlah kuburnya, terangilah dengan cahayaMu, jauhkanlah dia dari adzab kubur.. Bukakanlah pintu jannahMu, sungguh dia adalah mujahidMu, dia adalah tentara yang memperjuangkan agamaMu..

Kutahu saat ini begitu banyak dari kami menangisi kepergianmu mujahidah, namun aku pun yakin, Ribuan penduduk langit bersorak menyambut kedatanganmu... dan Ribuan malaikat menaungimu dalam hamparan sayapnya... dalam kedamaian di sisi Rabbmu... Pergilah adikku... kakak ridho..

**********************************************************************************


"Kak, apa aku juga bisa di sebut mujahid? aku kan tak berperang" ...tertawa...
"tentu saja dik, setiap orang yang memperjuangkan agama Allah dan mati dalam keyakinan padaNya adalah seorang mujahid" ...

"Kak, aku mau berjilbab lebar seperti kakak, pantas gak yah? aku kan gendut...?" ...tersenyum malu...
"Kau akan sangat cantik dengan busana syar'i dik, masih adakah yang lebih penting dari kecantikan di mata Allah...?" ....Kau tertawa...

"Aku mauuuuu cantiiik di mata Allah..." ...Tertawa riang....









*** Untuk adikku Diana tenanglah disana, dalam perlindunganNya, tak akan ada yang mampu menyakitimu dik..." ****

Untuk semua saudaraku di ROHIS SPM-KARAMAH MAN 2 MODEL MKS... (hilda, uphi, ade, edha, ita, Uni, disra, Resmi, Riska, K'Wahida, K'ani, hera.. dll afwan yang g di sebut, siapa lagi yah??)

0 komentar:

Posting Komentar