. Aztriana 'cenceng' IniBlogku: Bapak..

Rabu, 06 April 2011

Bapak..



Ingin skali aku menulis tentangnya.. Tp saat ku memulai, aku tak tahu harus mengatakan apa2.. Tak ada kenangan, tak ada memori, tak tahu apa2..

Bapak.. Entah apa yg harus ku tuturkan tentangmu, bgt singkat, bgt cepat, kau dan aku bagai kenangan y telah pudar.

Bapak.. Yah, bapak, mungkin bg teman2 berbicara tentangx adalah kisah y tak akan pernah usai, akan bgt bnyk y mampu kalian tuturx tentangx, tp aku..?

Tentang Bapak.. Bgku hanya ingatan masa kecil, ingatan y bgt singkat namun tak akan pernah ku lupa dan ku brusaha u tetap menjaganya..

Tentang bapak.. Hanya memori masa kecilku, y msh mampu ku ingat saat ini..
Laki2 tegap, dan bgt hangat, tak pernah ku temukan raut lelah d wajahx, dalam pelukanx ku tak takut pada apapun, d sisinya aku akan selalu tersenyum bangga..

Dia bapakku.. Orang y selalu d butuhkan d t4 kerjax, tanpanya smua pkerjaan rasax tak benar, itu kata teman2x, kata pimpinanx..
Tapi aku tak peduli itu, bagiku bapak adalah pelitaku, pagiku adalah kesedihan krn harus melepasx bjuang mencari rezeki u kami, sepanjang hari akan ku lalui dg tak sabar, mengintip k jendela bharap ku temukan sosok lelaki dg motor Yamaha merah tuanya pulang membw coklat untukku..

Dia bapakku, lelaki y d panggil ustd oleh org2, krn kmampuanya berdakwah, d stiap ta'lim, khutbah jumat ataupun lebaran, hatiku akan bgt semangat, dan sakan mau meledak krn bangga y bgt besar saat menatap sosokx d atas mimbar dan smua mata dan telinga mendengarnya dgn penuh khidmat..

Dia memang bapakku, lelaki lembut, y sepanjang hidupnya (sungguh, aku bsumpah) tak pernah ku temukan sepatah pun kata2 kasar dan amarah dr bibirnya. Senakal apapun aku dan kakak2ku.. Bila mama marah, bapak adalah tamengku, bsembunyi dlm dekapanya dan semuanya akan baik2 saja..

Bapaku, laki2 y sangat lucu, menamai kami smua dgn nama2 aneh y tak pernah tlintas d pikiran org lain, bahkan pnulis manapun d dunia.. Suka bnyayi lagu2 daerah, y aku bsumpah, tak ada org y mampu betah mendengar suarax, kecuali aku, y akan tertawa girang, dan menyuruhx terus mengulang lagux, y d sambut dg pelototan oleh kakak2ku.. Haha.. Bpaku memang beda.

Bapakku sgt suka mengaji, suarax sgt indah saat mengaji, bahkan masjid2 merekam suaranya u d putar d masjid, aku sangat bangga pdnya, bapak sangat suka Al-quran..

Tapi, saat usiaku 6 tahun, aku berpisah dgnnya, aku tinggal dg nenek, jauh dr bpk, sjak itu aku mulai lupa padanya.. Tak tahu lg bgm rasax punya bapak, smua masalahku ku selesaix sndiri, aku jd anak y mandiri.. Tanpa pelindungku, tanpa pelitaku, ku lalui masa remajaku tanpa bimbinganx, aku tumbuh mjadi anak y sgt mjaga diriku, karena ku tahu tak ada bapak d sini.. Karena ku tahu tak ada dia yang akan menjagaku, karena ku tahu saat ku terluka tak ada bapak yang akan mengobatiku, saat ku menangis tak ada yang akan menghapus air mataku, saat ku takut, tak akan ku temukan lengannya untuk menjagaku.. aku harus menjadi anak yang mampu menjaga diriku sendiri saat ini..

Saat usiaku 12 tahun, ku terima kbr, bapak sakit, penyakit lama y kambuh kembali. Ginjalx rusak, dan d bawah dgn pesawat k kotaku dlm kadaan koma, bpk 'cuci darah'. Allah, kembali ku mendapatx sosok y sangat ku rindux itu, pelitaku, kerinduanku padanya y selalu brusaha ku pendam.. Cahaya hidupku, tapi kini..

Dia tdk gagah seperti dulu lg, terbaring lemah dg smua selang2 dan jarum d sekujur tubuhnya, ku tatap wajahnya, hatiku perih bagai teriris ribuan belati.. Oh, pelitaku.. Aku rindu, rindu y tak terperih, bobol sudah benteng ptahanan y slama ini ku bendung, krn ku ingin mjadi anakmu y kuat. selalu berusaha menyembunyikan rapuhnya hatiku, walaupun ku tahu kau pun tahu betapa besar rasa rinduku padamu, tapi untukmu tak akan pernah ku menangis, karena ku tahu, kau ingin aku menjadi kebanggaanmu..

Tp melihatmu tak bdaya bagaix ribuan martil menghujam k tubuhku, ku menangis, ku cium tanganmu, tangan y telah mbesarxku..tangan yang tak pernah letih mengais rezeki yang halal untuk kami, ku tatap dalam2 wajahmu, gurat lelah di wajahmu, namun ku tetap menemukan keteduhan.. ku cium pipimu wangi khas yang sampai sekarang akan tetap dan akan terus ku ingat... Dan kau tsadar, tersenyum pd ku, walau ku tahu pasti bgt sakit y kau rasa.. Ku lalui hariku merawatmu d RS. Kau hanya mau makan dr tanganku, tentu sj aku sgt bangga, bapak tahu kah kau, kau adalah kebanggaan terbesar dlm hidupku.

Kau mulai pulih, dan kembali k kotamu, ku antar kau k bandara, kita akan bpisah lg aku sedih tp aku senang kau telah sehat lg.

D bandara kau peluk aku tak henti2. Mencium keningku seolah itu adalah ptemuan takhir, kau menangis memelukku, kau bbisik "nak, jadilah anak y soleha, krn kau adalah pelitaku d sana" aku mengangguk dan bjanji. walaupun saat itu aku tak mengerti maksudmu, tapi apapun pintamu akan ku penuhi...

Kau pergi, dan mataku tak lepas dr peswatmu y sjak td hilang d balik awan.

Sebulan blalu, pamanku dtg menjemputku saat aku sdg belajar d sekolah. D rumah tanteku menangis dan bkata, "nak, bapakmu rindu pdmu, kita akan menemuinya". Rabb, senangx aku saat itu, aku akan btemu dgnmu, pelitaku.. Sepanjang jalan aku tersenyum, mbayangx ptemuanku dgn mu. Tp tanteku tampak sgt tegang, aku tak peduli, d kepalaku hanya ada wajahmu, senyummu, tawamu..

Tapi ternyata, aku kehabisan tiket pesawat, aku kecewa, sedihnya aku, aku hrs menunggu esok. Tak sabar rasanya.. Tp malamx.. Pukul 12 malam ahad, aku tbangun dg kabar y sgt membuatku tpukul, tante dan pamanku memelukku dg tangis y sgt dan bkata, "nak, sabar yah, bapakmu telah meninggal, jangan sedih, dan jangan pernah merasa sendiri, karena sekarang kami semua adalah pengganti ayahmul"

Allahu robbi, aku seolah tak bpijak, langit d atasku sakan runtuh, dadaku sakit, sesak tramat sangat.. Bapakku, pelitaku, kebangganku, cahayaku.. Telah tiada.. Apa yang harus aku lakukan? aku tak punya pegangan, kepada siapa lagi kini ku persembahkan kebanggaanku, siapa yang akan menjagaku? hatiku hancur saat itu..

Ku terpekur di hadapan sosok dalam balutan kain panjang, sosok lelaki yang sangat aku cintai, bahkan mungkin tubuh kecilku tak akan mampu menampung besarnya cintaku padanya... ku tatap wajah teduhnya, dia tersenyum dalam lelapnya, begitu tenang dan damai... Bapak... tahukah kau betapa besar cintaku padamu? tapi aku tahu Dia lebih mencintaimu dan akupun lebih mencintaiNya.. Bapak.. tahukah kau betapa tak ingin ku sedetikipun berpisah denganmu? tapi aku tahu bahwa Dia lebih berhak mengambilmu karena kau dan aku adalah milikNya... Bapak aku tahu kau pun sedih meninggalkan kami, tapi kau tak perlu khawatir, karena ada Dia yang akan selalu menjagaku... Aku berjanji padamu, aku akan terus mendekatkan diriku padaNya agar setiap doaku untukmu selalu diijabah olehNya... Aku akan berusaha menjadi anak yang juga di cintaiNya, agar setiap doaku untuk mu selalu di dengarNya.. karena Dia telah berjanji padamu dan padaku bahwa doa anak yang soleh/soleha akan selalu dia kabulkan... Jadi bapak, tenanglah di sana, karena setiap detiknya akan ku kirimkan bingkisan doa dan cahaya untukmu...


D dpn pusara ini, di dalamnya terbujur sosok yang sangat ku cintai.. Bpk aku janji akan jd pelitamu d sana.. menjadi cahaya dalam kuburmu..

Rabb.. Jika esok Kau ingin mengambil ingatanku, ku mohon jgn ambil kenanganku bsamanya..
Pelitaku.. cahayaku... bapakku... kebanggaanku...






***********************************************************************************



"Nak, kau lihat bintang di sana..?" Aku mengangguk tersenyum dalam pelukan hangatmu...
"Indah dalam gelapnya malam, cahayanya adalah pelita yang sangat terang, suatu saat nanti, jika bapak tak ada maka lihatlah bintang itu, dan anggaplah di sana bapak sedang menatapmu dengan bangga" tersenyum menatapku...

"Pah, aku ingin bercahaya indah bagai bintang...!" kau tersenyum lembut mendengarku
" Tentu anakku.. jadilah anak bapak yang soleha, maka kau akan menjadi pelita dan cahaya bapak disana, cahaya terindah yang akan bapak lihat, kau pelita bapak nak..." kau memelukku erat, ku hirup wangi khas tubuhmu, yang sampai sekarang masih dapat ku ingat...








Untuk bapak... Aku sayang padamu... Selamanya...

0 komentar:

Posting Komentar