. Aztriana 'cenceng' IniBlogku: Bahasa Tanpa Kata

Selasa, 05 April 2011

Bahasa Tanpa Kata



Tak pernah lelah jari jemariku merangkai kata buatx.. Tak pernah habis kalimatku untuk menggambarkan cintaku padanya.. Tak pernah habis tinta penaku untuk melukiskan indahnya..

Dialah ibu, kerinduan tak terperih, sebuah rasa tak terlukis, buncahan cinta tak terbendung.. Yah, ibu..

Ku coba melukiskan rasa ini, ketika kita jauh darinya.. Rasa rindu yg membuncah. Padanya.. Pada ibu..

Kawan, pejamkan matamu sejenak, dan bayangkan sosok wanita mulia itu.. Sosok yg terlukis d matamu saat terakhir menatapnya..
Tubuh rentanya yg selama ini begitu lelah mengurus kebutuhan kita, tiap gurat d wajahnya, yg kecantikanya termakan usia dan penatnya hidup. Bayangkan pancaran manik matanya, ketika menatap kita, betapa ribuan cinta menusuk tiap relung hati kita..
Namun, kadang kita tak menyadari, atau tak peduli, atau mungkin risih karena merasa d anggap kekanak2an untuk tiap perhatiannya yg kadang kita rasax bgt berlebihan.. Tidak, itu sama sekali tak berlebihan.. Karena ingatlah..

Ketika kecilmu, hanya pelukannya yg mampu membuat kita aman.. Hanya ciumannya yg mampu mbuat kita d cintai.. Hanya usapan tangannya yg mampu menghapus air mata kita.. Hanya belaiannya yg mampu menghilangkan penat kita.. Hanya senyumnya yg mampu menghapus kesedihan kita.. Namun, ketika kita beranjak sedikit dewasa.. Maka dgn angkuhnya kita menolak semua perlakuan itu, dgn kasarx kita merengut mengacuhkan semua perhatiannya.. Hanya dgn alasan, kita bukan anak kecil lagi..

Sadarkah kita, betapa sulitx ibu tak memeluk kita lg? Tak mencium pipi kita lg? Betapa sedihnya ibu ketika perhatian kita lebih tercurah pada sosok lain hanya karena cinta picisan? Hanya krn ketertarikan sesaat pd lawan jenis kita? Tahukah betapa sakitx hati ibu ketika kita bgt mudah mengatakan sayang dan cinta pada org lain timbang padanya? Betapa kita bgt mudah menolak permintaan ibu untuk d temani ke suatu tempat hanya krn kita terlanjur ada janji pada si 'dia'? Padahal ibu tak pernah menunda kebutuhan kita.. Tak pernah menomer duakan kita..

Ibu.. Adalah kemuliaan yang membumbung tinggi.. Kawan, cobalah kalian ingat.. Kapan terakhir kau mencium tangannya? Tangan renta, dgn urat2 tegas menonjol krn lelahnya mengurusi kita? Tangan kasar namun mengalir keberkahan yang tiada tara.. Dari tanganya, kita dididik, di tempa dan di rawat, hingga kita mampu menatap masa depan.. Tp ingatlah kawan, berapa bnyak air mata yg ia teteskan untuk kita? Betapa sering kita menampik pelukannya dan belaian sayangnya hanya karena malu dianggap anak mama? Berapa bnyak goresan luka yang kita toreh di hatinya ketika kita merengut kesal, memencak2kan kaki berlalu dr hadapannya dan menutup pintu dgn keras ketika kita marah padanya hanya karena ia melarang kita melakukan sesuatu yg sbenarx juga demi kebaikan kita? Tak sadarkah betapa sikap2 kita itu telah melukai wanita mulia yg telah mengabdikan hidupnya untuk kita itu? Sadarilah kawan..

Buat kita yg jauh darinya, entah beliau telah tiada, ataukah kita bekerja dan sekolah di tempat yg jauh.. Ketahuilah..

Kita bahkan tak pernah butuh kalimat untk berkomunikasi dgn ibu, krn dia bgt faham apa yg ada dlm hati qt.. Makanya kita akan selalu tak punya kata2 ketika berbicara dgnx, krn yg berbicara adlh rasa.. Ibu tak pernah butuh penjelasan tentang rasa kita, tp kita selalu butuh penjelasan tentang semua yg ibu rasakan, mgkn krn kita tak paham namun ibu selalu mengerti.. Tp kita tidak..

Ketika terbersit d hati kita rasa rindu nya, mungkin hanya sekelebat rasa akan sosok ibu, yg kemudian akan hilang termakan sibuknya rutinitas kita, maka ketahuilah, pd saat itu tak pernah sedetikpun nama kita, sosok kita, kekhawatiran tentang kita, hilang dr ingatan ibu. Mgkn qt slalu sibuk dgn urusan picisan qt, tp u ibu, tiap dtk ia sibuk mengendalikan rindux pd qt, saat kita jauh darinya.. Dia sibuk mengusap air matanya yg tiap waktu membias di manik matanya karena rasa rindu yg membuncah, pada kita.. Yah pada kita yg tak pernah menyadarinya..

Maka kawan, renungkanlah, dan tunjukkan betapa cinta kita tak hanya sepenggalah.. Tak hanya sepanjang jalan.. Namun kitapun mencintai ibu sepanjang masa.. Seperti dirinya pada kita.. Tunjukkanlah kawan, sebelum terlambat.. Karena kita baru menyadari betapa pentingnya ibu, betapa cintanya kita padanya, ketika dia telah tiada.. Katakan padanya sekarang, betapa kau mencintainya, sebelum terlambat, walau sebenarnya ibu tak pernah butuh kata.. Karena bahasa kita dengannya adalah bahasa hati.. Bahasa rasa.. Bahasa tanpa kata..

I <3 U Ibu..




-----@@***@@----

Aztriana.. 090710. 10'47 Makassar \(^_^)/

0 komentar:

Posting Komentar